Buletin Kompas Buletin Kompas, Berita, Politik, Ekonomi, Hukum, Kriminal, Olahraga, Sepak, Bola, Teknologi, Otomotif, Artis, di, Indonesia, dan, Dunia
Artikel Terkait
JAKARTA, BuletinKompas – Kaesang Pangarep, Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), mengusulkan coblos partai atau sistem proporsional tertutup untuk pemilu berikutnya.
Dia mengusulkan itu karena dia percaya bahwa praktik politik yang menggunakan uang di Pemilu 2024 marak terjadi.
“Kalau sistem yang digunakan kayak kemarin 2024, (Pemilu) 2029 saya rasa amplopnya akan lebih tebal lagi, karena kan inflasi semua,” ucap Kaesang.
Sistem proporsional tertutup berbeda dari sistem proporsional terbuka saat ini, yang melibatkan pemilihan dengan mencoblos partai.
Sistem proporsional terbuka memungkinkan masyarakat memilih calon anggota legislatif secara langsung, tidak seperti sistem proporsional tertutup, di mana masyarakat mencoblos partai dan kemudian partai tersebut memilih kader untuk duduk di parlemen.
Kaesang percaya bahwa sistem proporsional tertutup dapat mengurangi praktik politik yang melibatkan uang antara caleg yang bersaing dalam pemilu.
Kaesang percaya bahwa caleg PSI tidak bermain-main dengan uang di Pemilu 2024 lalu.
Meskipun PSI tidak berhasil masuk ke DPR, dia bangga bahwa calegnya tidak menggunakan politik uang.
“Kita bisa melakukan itu tanpa amplop atau apapun itu dapat 2,8 persen (suara) itu artinya itu senang,” kata Kaesang.
“Walaupun mungkin emang enggak menang, enggak masuk Senayan tapi perjuangan yang kita lakukan itu oh ternyata dari yang 1,89 (persen suara) kita bisa naik tanpa iming-iming ke masyarakat atau apapun itu,” kata dia.
UU No. 7 tahun 2017 tentang pemilu menetapkan aturan untuk menerapkan sistem proporsional tertutup. Undang-undang ini harus diubah jika sistem itu ingin diubah.
Selain itu, revisi harus disepakati oleh pemerintah dan partai politik yang memiliki kursi di DPR.
Baca Juga : MK Akan Putuskan Gugatan Hasil Pemilu Senin Pagi
