Menurut Zed Parentha, Ketua DPC Taruna Merah Putih Jakarta Timur (Jaktim), Presiden Joko Widodo menerapkan politik dinasti ketika putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka, maju sebagai Bacawapres untuk menggantikan Prabowo Subianto.
Dia berpendapat bahwa politik dinasti ini merusak demokrasi.
Dalam memahami istilah politik dinasti, Zed mengakui bahwa ada suara pro dan kontra. Yang pro menganggap bahwa semua orang berhak atas hak politik, termasuk hak untuk memilih dan dipilih.
Di sisi lain, politik dinasti didefinisikan sebagai politik keluarga bukan politik keluarga. Sebaliknya, politik dinasti meniru dinasti seperti kerajaan. Dalam kasus di mana bapaknya adalah raja, anak atau anggota keluarganya harus mengambil alih posisinya.
BACA JUGA : Sudah Turun Dari Ketua MK, Anwar Usman Kini Dilaporkan Ke Ombudsman
Namun demikian, Zed menyatakan bahwa demokrasi adalah sistem politik terbaik di dunia karena dianggap adil bagi masyarakat.
Terangnya, “karena memberikan kesempatan kepada setiap orang untuk berpolitik.”
“Politik dinasti apa? Menurut pendapat saya, hasil yang dipaksakan tidak menguntungkan. Mungkin berhasil saat ini, tetapi tidak pasti untuk masa depan. Dengan tegas dia Berkata,” Ini pengalaman yang luar biasa buat proses demokrasi yang lebih baik, namun kalau terdapat politik dinasti di Indonesia, kita turun lagi.”
BACA JUGA : Kasus Dugaan Suap Ketua KPK Akan Terus Diselidiki Polda Metro Jaya