Pasang Iklan di Buletinkompas.com
CEO-Microsoft-Satya-Nadella
CEO-Microsoft-Satya-Nadella

Microsoft Ingin Salip Apple Sebagai Perusahaan Termahal

Penurunan saham Apple membuat perusahaan rintisan mendiang Steve Jobs tersebut bakal disalip Microsoft sebagai perusahaan paling bernilai di dunia. Penurunan saham Apple disebut terjadi karena penjualan iPhone yang menurun di China.

Dilansir dari Reuters Kamis (11/1/2024), kekhawatiran permintaan telah menurunkan saham Apple sebesar 4% pada 2024 setelah melonjak 48% pada 2023. Saham Microsoft sendiri saat ini naik sekitar 2% dan telah meroket 57% pada 2023. Namun pada Rabu (10/11), nilai saham Apple turun 0,4% sementara Microsoft naik 1,6%.

Nilai saham pasar Apple kini berada di angka US$ 2.866 triliun atau Rp 44.580 triliun (kurs Rp 15.557), sedikit lebih tinggi dibandingkan nilai saham Microsoft yakni US$ 2.387 triliun atau Rp 37.130 triliun. Adapun nilai kapitalisasi pasar Apple mencapai puncaknya di angka US $3.081 triliun atau Rp 47.930 triliun pada 14 Desember 2023, sementara nilai kapitalisasi pasar Microsoft mencapai sebanyak US$ 2.844 triliun atau Rp 44.240 triliun pada 28 November 2023.

Namun menurut Analis Jeffries, saham Apple turun karena penjualan iPhone di China menurun 30% dalam pekan pertama 2024. Hal ini diduga terjadi karena tekanan dari sejumlah kompetitor seperti Huawei dan berbagai pesaing domestik lainnya.

Penjualan headset mixed-reality Apple yaitu Vision Pro yang akan dimulai 2 Februari mendatang diklaim bakal menjadi peluncuran produk Apple terbesar sejak iPhone pada 2007. Namun, firma finansial global UBS memperkirakan penjualan Vision Pro tidak akan meningkatkan laba per saham Apple “secara relatif signifikan” pada 2024.


BACA JUGA : OJK Ancam Pinjol Dengan Sanksi Jika Masih Gunakan Bunga Tinggi

Sejak 2018, saham Microsoft juga berkali-kali melampaui Apple sebagai perusahaan paling bernilai di dunia. Saham Microsoft terakhir kali tercatat mengalahkan Apple pada 2021 ketika kekhawatiran kekurangan rantai pasokan di masa pandemi Covid-19 membuat harga saham Apple turun.

Harga saham kedua perusahaan teknologi tersebut pun relatif mahal dari perkiraan laba yang diharapkan. Menurut data London Stock Exchange Group (LSEG), saham Apple diperdagangkan dengan rasio forward price-to-earnings (Forward PE) 28, jauh di atas rata-rata Forward PE 19 dalam 10 tahun terakhir. Adapun harga Forward PE Microsoft berkisar di angka 31, di atas rata-rata Forward PE 24 dalam 10 tahun terakhir.

Dalam laporan keuangan terbaru pada November, proyeksi penjualan kuartal IV-2023 Apple pun meleset dari ekspektasi Wall Street karena terpengaruh lemahnya permintaan iPad dan produk wearable Apple seperti Apple Watch. Mayoritas analis pun melihat Apple mencatat peningkatan pendapatan sebesar 0,7% atau US$ 117,9 miliar atau Rp 1.834 triliun. Menurut LSEG, Apple akan mencatat peningkatan pendapatan tahun ke tahun (year-to-year) pertamanya dalam empat kuartal terakhir.

Sementara Microsoft melaporkan peningkatan pendapatan sebesar 16% menjadi US$ 61,1 miliar atau Rp 950 triliun. Analis melihat meningkatnya pendapatan Microsoft disebut didorong pertumbuhan berkelanjutan bisnis cloud-nya.


BACA JUGA : Perusahaan Alibaba Milik Jack Ma Hadapi Krisis

Loading

Silahkan Telusuri

Hari Kedua di Sulsel, Jokowi dan Iriana Cek Pasar Cekkeng Bulukumba

JAKARTA, BuletinKompas – Mengawali kegiatan kunjungan kerja hari kedua di Provinsi Sulawesi Selatan, Presiden Joko …