Buletin Kompas Buletin Kompas, Berita, Politik, Ekonomi, Hukum, Kriminal, Olahraga, Sepak, Bola, Teknologi, Otomotif, Artis, di, Indonesia, dan, Dunia
Artikel Terkait
JAKARTA, BuletinKompas – Dalam Ijtima Ulama Komisi Fatwa se-Indonesia VIII yang diadakan di Bangka Belitung, Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan fatwa yang melarang mengucapkan selamat hari raya agama lain.
Selain itu, fatwa itu melarang pemaksaan untuk mengucapkan atau melakukan perayaan agama lain, penggunaan atribut hari raya agama lain, atau tindakan yang tidak bisa diterima oleh umat beragama secara umum.
“Beberapa tindakan sebagaimana yang dimaksud seperti di atas dianggap sebagai mencampuradukkan ajaran agama,” kata Ketua MUI Bidang Fatwa Asrorun Niam Sholeh.
MUI menyatakan bahwa Muslim harus tetap bertoleransi terhadap orang lain. Muslim harus memberikan kesempatan bagi orang lain yang merayakan ritual ibadah dan perayaan hari besar.
Nilam menjelaskan bahwa toleransi tersedia dalam dua bentuk: akidah dan muamalah. Toleransi akidah berarti membiarkan orang dari agama lain melakukan ibadah hari raya sendiri. Toleransi muamalah berarti orang bekerja sama satu sama lain dalam kehidupan sosial.
“Toleransi umat beragama harus dilakukan selama tidak masuk ke dalam ranah akidah, ibadah ritual dan upacara-upacara keagamaan,” ucap Niam.
Di Pusat Islam Bahrul Ulum Pondok Pesantren di Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyelenggarakan Ijtima Ulama Komisi Fatwa se-Indonesia VIII.
28 Mei hingga 31 Mei 2024 adalah jadwal acara. “Fatwa: Panduan Keagamaan untuk Kemaslahatan Umat” adalah tema kegiatan tersebut. Acara dibuka oleh Wakil Presiden Ma’ruf Amin.
Baca Juga : Pekerja Swasta Wajib Jadi Peserta Tapera, Berikut Alasannya..
