Pasang Iklan di Buletinkompas.com
Plt Ketua Umum PPP, Muhammad Mardiono, saat ditemui sejumlah wartawan usai membuka Rapimnas ke-IX. (Dok. BuletinKompas)

PPP yang Diguncang Isu Perpecahan Internal Usai Gagal Lolos ke Parlemen

JAKARTA, BuletinKompas – Partai Persatuan Pembangunan (PPP) diguncang isu perpecahan di internal usai tak lolos ke parlemen periode 2024-2029. Salah satunya, menguncang kursi Muhamad Mardiono.

Misalnya, datang dari Ketua Majelis Syariah DPW PPP Nusa Tenggara Timur (NTT) Ali Rosidi Kasbollah menyayangkan langkah majelis-majelis DPP PPP yang tidak menindaklanjuti surat yang dikirimkan Mardiono. Dalam surat tertanggal 1 Mei 2024, semua majelis kompak memintanya untuk mundur.

“Majelis-majelis seharusnya mengadakan rapat besar, jika perlu melibatkan semua majelis di seluru Indonesia untuk memperkuat tuntutan agar Mardiono mundur,” kata Ali dalam keterangannya, Minggu 16 Juni 2024.

Menurut Ali, dorongan majelis untuk meminta Mardiono mundur seharusnya lebih menguat, mengingat Plt Ketum PPP itu telah secara terang-terangan tidak mengakui kesalahannya yang diyakini telah menjerumuskan partai, dengan tidak masuk ke DPR RI.

Terlebih, Mardiono disebutnya malah menyalahkan para kader yang telah berjuang mencari suara untuk PPP di Pileg 2024.

“Kami sepakat bahwa kegagalan PPP pada Pemilu lalu disebabkan kegagalan Plt Ketum dalam mengelola partai, termasuk tidak memperhatikan kader di tingkat. Sehingga kader seakan bekerja sendiri untuk menyelamatkan PPP,” tegas Ali.

Selain itu, suara sumbang juga datang dari Politikus senior PPP, Zainut Tauhid Sa’adi angkat suara soal suara partainya yang tidak lolosnya ambang batas Pemilu 2024.

Menurut dia, sebagai orang yang pernah dibesarkan di PPP, dirinya merasa sangat prihatin.

“Menurut saya hal ini merupakan musibah besar bagi seluruh kader dan simpatisan PPP yang selama ini setia dan istikamah (konsisten) memberikan kepercayaan kepada PPP sebagai wadah perjuangan dan penyalur aspirasi politiknya,” tulis Zainut.

Zainut menegaskan, keterpurukan suara PPP adalah sebuah harga yang harus dibayar oleh para pimpinan dan elit partainya. Menurut dia, hal itu tercermin dari ketidak mampuannya mengelola konflik internal partai dengan baik, bahkan sebagian dari elitnya memiliki kegemaran mempertontonkan konflik secara terbuka di depan publik.

“Wajar jika publik memberikan hukuman dengan tidak memilih PPP di Pemilu 2024, karena muak melihat partai yang mengusung jargon agama tetapi hobinya sering berkonflik,” kritik dia.

Sebagai senior, Zainut mengimbau kepada pimpinan, elit dan kader PPP di semua tingkatan untuk tidak saling menyalahkan dan mencari biang kerok dari keterpurukan PPP. Apalagi, melakukan tindakan destruktif yang justru dapat merusak citra PPP.

“Segera melakukan konsolidasi organisasi, memperkuat tali silaturahmi, membangun persaudaraan untuk membangkitkan moral kader dan simpatisan PPP di tingkat grassroot,” saran dia.

“PPP bisa refleksi secara mendalam atas Pemilu 2024 agar dapat mencari solusi yang tepat untuk membangun kembali PPP di masa yang akan datang,” jelasnya.

BACA JUGA :

Loading

Silahkan Telusuri

NasDem Bakal Undang Prabowo Ke Kongres Tawarkan Kerja Sama di Pemerintahan

JAKARTA, DetikHeadline – Hermawi Taslim, Sekretaris Jenderal Partai NasDem, menyatakan bahwa partainya akan mengundang Presiden …