Pasang Iklan di Buletinkompas.com

Setelah Banjir dan Longsor Di Luwu, Lima Tim SAR Mencari Dua Anak Perempuan Hilang

SulSel, BuletinKompas – Untuk mempercepat pencarian korban bencana banjir dan tanah longsor di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, Badan Pencarian dan Pertolongan Nasional (Basarnas) membagi tim SAR menjadi lima unit.

Menurut Edy Prakoso, Direktur Operasi Basarnas, masih ada dua korban yang dilaporkan hilang akibat banjir dan tanah longsor yang terjadi pada Kamis (2/5) malam di Desa Poringan dan Desa Kaili, Kecamatan Suli Barat, Luwu.

“Korban yang hilang adalah anak perempuan berinisial MM (5) dan UF (8),” sebutnya.

Sebanyak 27 personel dari Kantor SAR Makassar dikerahkan untuk membantu pencarian. Tim SAR kemudian dibagi menjadi lima unit untuk mengefektifkan operasi pencarian, karena medan yang luas dan sulit diakses.

Kelima unit tim SAR ini memiliki tugas yang berbeda, mulai dari pemantauan menggunakan drone, penyisiran wilayah terdampak, hingga penyisiran Sungai Suli menggunakan perahu karet.

Setiap unit pencarian melibatkan personel TNI, Polri, BNPB, unsur pemerintah kabupaten-pemerintah desa, relawan, dan warga setempat.

Edy berharap semua korban yang hilang dapat ditemukan dan diserahkan ke pihak keluarga. Termasuk tim SAR yang bertugas dalam operasi pencarian korban hilang pada hari ke tiga ini bisa kembali dengan selamat.

Sebelumnya, tim SAR berhasil menemukan dan mengevakuasi total sepuluh korban meninggal dunia dari Desa Buntu Sarek, Latimojong, Luwu. Mereka antara lain Rumpak (L/97 tahun), Jatima (P/55 tahun), Rima (P/84 tahun), Muh Misdar (L/29 tahun), Mawi (L/57 tahun), Ambo Accung, S (P/9 tahun), Kapila (L/84 tahun), Nadira (P/40 tahun) dan Sunarti (P/40).

Kabupaten Luwu menjadi daerah yang mengalami dampak bencana paling parah. Banjir disertai tanah longsor terjadi pada Jumat (3/4) dini hari setelah daerah itu diguyur hujan intensitas deras dengan durasi panjang sejak Kamis (2/5).

Luapan aliran Sungai Rongkong dan Baliesae memperburuk bencana.

Menurut Pusdalops BNPB, total 14 orang dari Luwu meninggal dunia. Hingga Sabtu (4/5) pagi, total 1.867 rumah dan lahan persawahan terendam banjir. Muka air antara 1 dan 3 meter.

Dari jumlah total itu, ada sebanyak 103 unit rumah, di antaranya mengalami kerusakan berat; 42 unit rumah hanyut; kerusakan pada empat ruas jalan; dan kerusakan pada 14 mobil dan kendaraan sepeda motor.

Baca juga : Tokoh Lintas Agama Siap Kawal Pemerintahan Baru

Loading

Silahkan Telusuri

Jelang HUT ke-78 Bhayangkara, Kapolri Akui Polisi Masih Banyak Kekurangan

JAKARTA, BuletinKompas – Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengakui masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki …