Setelah Rusia menjadikan empat wilayah yang saat ini diduduki negara itu sebagai daerah pemilihan (dapil) untuk Pemilu 2024, Ukraina menjadi marah dan mengancam akan mengadili setiap pengamat pemilihan yang dikirim ke negara itu.
Menurut Reuters, Minggu (10/12/2023), pemilihan presiden Rusia pada tahun 2024 akan diadakan di seluruh Rusia. Ukraina menyatakan bahwa pemilihan harus “batal demi hukum”.
Referendum tahun lalu, Rusia mengklaim telah mencaplok wilayah Donetsk, Luhansk, Zaporizhzhya, dan Kherson di wilayah timur dan selatan Ukraina. Namun, pemerintah Ukraina dan negara-negara Barat menganggap referendum itu palsu. Selain itu, pada tahun 2014, Semenanjung Laut Hitam Krimea diambil alih oleh Rusia dari Ukraina.
BACA JUGA : Warga Aceh Angkut Lebih Dari 100 Orang Pengungsi Rohingya Ke Kantor Gubernur
Kementerian Luar Negeri Ukraina menyatakan, “Kami menyerukan kepada komunitas internasional untuk secara tegas mengutuk niat Rusia untuk menyelenggarakan pemilihan presiden di wilayah pendudukan Ukraina dan menjatuhkan sanksi terhadap mereka yang terlibat dalam organisasi dan tindakan mereka.”
Kementerian itu menyatakan bahwa pemilu apa pun di Rusia tidak ada hubungannya dengan demokrasi. Pemilu hanya berfungsi sebagai alat untuk mempertahankan rezim Rusia tetap berkuasa.
BACA JUGA : Keji! Tentara Israel Telanjangi Pria Palestina Di Gaza