Pasang Iklan di Buletinkompas.com
PKS-Ibu-Kota-Tetap-Jakarta
PKS-Ibu-Kota-Tetap-Jakarta

Wah Kacau, PKS Terang-Terangan Ingin Batalkan IKN

Menjelang pemilu 2024, orang Indonesia harus lebih hati-hati untuk menghindari “diabetes”. Diperkirakan bahwa penyakit menakutkan ini dapat muncul bersamaan dengan janji-janji politik para politikus, termasuk caleg dan peserta pemilihan presiden, yang terlalu manis. Janji manis yang tidak hanya tidak mudah dilupakan tetapi juga mengecewakan.

PKS menggelar rapimnas untuk kampanye nasional pada tahun 2024. Dalam acara tersebut, Mohamad Sohibul Iman, Wakil Ketua Majelis Syuro PKS, menyatakan bahwa jika PKS menang dalam Pemilu 2024, Jakarta akan tetap menjadi ibu kota negara.

Menurut Sohibul, masyarakat mudah memahami janji PKS. Dia menyatakan bahwa perusahaan kecil dan menengah (PKS) percaya bahwa ibu kota tidak perlu pindah ke Nusantara. Gagasan unggulan PKS adalah ibu kota tetap di Jakarta. PKS sejak awal menolak pengesahan RUU IKN menjadi undang-undang.

Deklarasi PKS ini yang agak nekad memiliki beberapa hal yang harus kita perhatikan. Pertama dan terpenting, gagasan untuk memindahkan ibu kota telah ada sejak Presiden Soekarno tahun 1957. Karena Palangkaraya berada di tengah-tengah Indonesia, Ir. Soekarno memilihnya sebagai ibu kota. Namun, diskusi itu hanya berhenti saat masa jabatan presiden berikutnya berakhir.


BACA JUGA : Semakin Ketara Akan Bubarkan IKN, Cak Imin Sebut Lebih Suka TInggal Di Jakarta

Ide itu muncul kembali saat Presiden Jokowi menjabat dan mulai direalisasikan dengan cepat. Bahkan Presiden Jokowi bercita-cita agar peringatan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia tahun 2024, yang akan menjadi tahun terakhir jabatannya sebagai presiden, diadakan di Istana Negara di IKN.

Pemindahan ibu kota juga menarik perhatian masyarakat. Mereka ingin tahu seperti apa Nusantara dan apakah akan bermanfaat bagi bangsa dan negara?

IKN sedang berkembang dengan cepat. Penulis percaya bahwa masyarakat akan sangat menentang pembatalan pemindahan ibu kota jika PKS tiba-tiba membatalkan pemindahan. Dana yang sangat besar akan habis begitu saja.

Kedua, apakah mungkin bagi PKS untuk memenangkan pemilu? Dari sembilan partai politik yang diperkirakan akan maju ke parlemen, PDIP memiliki elektabilitas tertinggi, dengan 19,8 persen, diikuti oleh Gerindra dengan 16,8 persen, dan PKS berada di urutan ketujuh dengan 7,4%.

Karena itu, Partai Gerindra dan Golkar, yang berada di urutan kedua dan empat, hampir tidak mungkin mengalahkan PDIP, apalagi PKS, dalam pemilu.


BACA JUGA : Sosialisasi Stunting, Cawapres Gibran Bagi-Bagi Susu Sampai Sembako

Oleh karena itu, gagasan ini hanyalah akal-akalan untuk mendapatkan lebih banyak suara dalam pemilihan yang akan datang. PKS menyadari bahwa merealisasikan janjinya untuk membatalkan pemindahan ibu kota hampir tidak mungkin, dan menjadi pemenang yang sama juga hampir tidak mungkin.

Ketiga, apakah partai politik lain yang tergabung dalam Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) telah menyetujui usulan ini? Karena PKB dan Nasdem mengklaim bahwa ide pembatalan pemindahan ibu kota ini merupakan inisiatif internal PKS, PKS tampaknya masih sendirian dalam hal ini.

Keempat, perusahaan kecil dan menengah (PKS) dianggap berani karena membawa gagasan baru di tengah-tengah parpol lain. Walaupun masyarakat yang setuju dengan pemindahan ibu kota tidak mengambil resikonya, PKS adalah oposisi sebenarnya.

Loading

Silahkan Telusuri

Franz Magnis Suseno: Pemilu 2024 adalah yang Terburuk dalam Sejarah Indonesia

JAKARTA, BuletinKompas – Guru Besar Sekolah Tinggi Filsafat (STF) Driyarkara Franz Magnis-Suseno menilai, Pemilihan Umum …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *