Pada acara Indonesia Millenial dan Gen Z Summit yang berlangsung di Jakarta, Cak Imin ditanya oleh moderator apakah dia lebih suka tinggal di IKN atau di Jakarta.
Selain itu, sindiran-sindiran Anies tentang IKN tampaknya mendorong banyak orang untuk percaya bahwa IKN mungkin ditunda atau bahkan dihentikan jika dia menjadi presiden.
Cak Imin menyatakan bahwa itu adalah keputusan individu. Menurutnya, IKN saat ini tidak layak ditinggali.
BACA JUGA : Percaya Bisa Sejahterahkan Buruh, KSPN Deklarasi Dukung Prabowo-Gibran
“Itu hanyalah pilihan, itu lebih baik di Jakarta, tetapi tiba-tiba diminta untuk pergi ke hutan, itu sudah cukup. Referensi tetap pribadi, itu adalah keputusan individu. Imin menyatakan bahwa jika saat ini tidak layak, maka tidak layak di sana saat ini.
Itulah yang dikatakan oleh Cik Imin. Persepsi negatif tentang pindah dari Jakarta ke hutan dapat muncul. Sudah melupakan Boyolali, yang menjadi kesalahan Prabowo? Saat pemilihan presiden, suara Prabowo dihancurkan oleh warga yang sangat marah. Jika demonstrasi gagal, hasilnya akan sama.
BACA JUGA : 75 Hari Kampanye, Capres Prabowo Cuti 2 kali Seminggu
Orang-orang di daerah tersebut tidak akan mendukung IKN jika mereka menolaknya. Pemerataan pembangunan adalah masalahnya, bukan gagah-gagahan. Jawa dan Kalimantan sangat kalah dalam hal perbandingan. Selain itu, karena tata kota yang buruk dan berbagai masalah lainnya, Jakarta tidak lagi layak sebagai ibu kota.
Suara apa pun sangat penting. Ucapan-ucapan yang bodoh malah membuat orang tertawa. Sebagian besar warga Kalimantan sangat mendukung pemindahan ibu kota ke IKN, dan mereka yang menolak akan mendapatkan dukungan yang lebih sedikit.
Bagaimanapun, IKN sudah ada. Jika seseorang ingin menghentikan karena alasan yang tidak jelas, itu sama dengan mencari alasan. Selain itu, Anies memiliki sejarah yang buruk, suka menggunakan emosinya, dan teringat dengan dendam.